BAB I
KONSEP PENGENDALIAN MUTU
A. Pendahuluan
Seiring dengan perkembangan dunia usaha
yang semakin ketat, maka perusahaan perlu menyusun strategi dalam melaksanakan
pengendalian mutu produk atau jasa yang berkualitas untuk memenangi persaingan.
Penerapan teknologi yang semakin canggih juga mendorong meningkatnya kualitas
suatu produk, hal ini juga tidak terlepas dari pengaruh sumber daya manusia
yang andal dan keadaan eksternal perusahaan. Peralatan yang canggih dan pabrik
yang lengkap belum tentu menjamin sistem kendali mutu yang terpadu yang dapat
menghasilkan produk yang berkualitas.
Pengendalian mutu dilakukan dengan
tujuan mewujudkan mutu yang sesuai dengan syarat-syarat yang dituntut oleh
konsumen. Perbaikan yang berkesinambungan pada produk untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan, memberikan keberhasilan usaha, dan mengembalikan investasi kepada
para pemegangang saham dan pemilik perusahaan.
B. Konsep Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu adalah suatu sistem
kendali yang efektif untuk mengkoordinasikan usaha-usaha penjagaan kualitas,
dan perbaikan mutu dari kelompok-kelompok dalam organisasi produksi, sehingga
diperoleh suatu produksi yang sangat ekonomis serta dapat memuaskan kebutuhan
dan keinginan konsumen. Ada beberapa konsep pengendalian mutu yang sering diterapkan,
yaitu:
1.
Market-In
2.
Quality-First
3.
Vital-Few
4.
Fact
and Data Appreciation
5.
Process
Control
6.
Dispersion
Control
7.
Next
Down-Stream Shops are Customer
8.
Upper
Stream Control
9.
Recurrent
Preventive Action
10. Respect Employees as Human Being
11. Top Management Commitment
BAB II
SISTEM PENGENDALIAN MUTU
A. Sistem Pengendalian Mutu
Sistem pengendalian mutu, merupakan
susunan kerja pelaksanaan di semua komponen pada suatu perusahaan atau pabrik
yang telah ditentukan dalam prosedur-prosedur pelaksanaan kerja baik teknis
maupun manajerial yang terpadu dan efektif, untuk membuat keputusan-keputusan
yang terkoordinasi dari aspek manusia (tenaga kerja), alat (seperti mesin), dan
informasi tentang perusahaan atau pabrik
melalui cara yang terbaik dan terpraktis untuk menjamin kepuasan para konsumen
atau pelanggan akan mutu atau kualitas dari produk atau jasa dan biaya mutu
yang ekonomis.
Sistem pengendalian mutu membantu
perusahaan untuk memberikan perhatian pengendalian terhadap mutu secara kontinu
dan terpadu pada semua aktivitas utama baik dari aspek input, proses maupun
output. Sistem pengendalian mutu memiliki aktivitas-aktivitas sistem dalam
perjalanannya, yaitu Rekayasa Sistem, Manajemen Sistem, Ekonomi Sistem, dan
Pengukuran Sistem.
Sistem pengendalian mutu sangatlah
penting bagi perusahaan dan menuntut ketangguhan dan keefektifan sistem
pengendalian mutu yang terpadu agar dapat menopang mutu dari produk perusahaan
tersebut. Sistem pengendalian mutu yang baik dapat dibangun dari rancangan,
instalasi dan pemeliharaan yang disiplin dan berstruktur dari serangkaian
tindakan pengendalian mutu oleh manusia, mesin, dan informasi yang dengan
sungguh-sungguh dapat menjamin mutu bagi pelanggan dan membuat biaya mutu yang
rendah bagi pabrik dan perusahaan. Dalam pelaksanaannya, pembentukan sistem itu
memerlukan implementasi terperinci dan penuh dari aktivitas-aktivitas
perusahaan dalam tindakan mutu actual perusahaan dan pabrik serta penetapan
yang teliti dan teratur tentang keefektifan tindakan-tindakan yang akan
diambil.
Pada dasarnya sistem pengendalian mutu
bertujuan untuk memberikan perbaikan-perbaikan secara terus menerus dan tidak
berhenti dan menghindari akan rasa kepuasan atas pengelolaan mutu atau mutu
hasil produk yang dihasilkan. Karena pada hakikatnya mutu dari suatu barang
tidak akan berada pada titik henti atau kepuasan tertinggi dari mutu (kualitas
yang diminta) atau ditawarkan dalam produk.
BAB III
MANAJEMEN PENGENDALIAN MUTU
A. Manajemen Pengendalian Mutu
Pada pasar dengan tingkat persaingan
bisnis yang ketat, perusahaan harus mempunyai produk dengan mutu yang baik dan
tinggi agar tetap dapat meningkatkan nilai kompetitif perusahaan. Mutu yang
baik hanya bisa dihasilkan oleh perusahaan yang memiliki sistem manajemen mutu
yang baik pula. Tapi sistem manajemen mutu hanyalah sebuah alat yang membantu,
untuk bekerja secara lebih efektif dan efisien.
Menerapkan manajemen tidak mudah,
diperlukan pemahaman tentang manajemen itu sendiri. Manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian penggunaan sumber
daya untuk mencapai tujuan dan sasaran kinerja. Fungsi dari manajemen sendiri
terdiri dari Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating (pelaksanaan) dan Controlling (pengendalian) yang kemudian
dikenal dengan istilah POAC.
Mutu suatu produk mempengaruhi daya
saing produk itu sendiri di pasaran. Setidaknya ada tiga hal mendasar yang
sangat mempengaruhi tingkat kesuksesan suatu produk atau layanan di pasaran,
yaitu harga, ketersediaan dan mutu. Manajemen mutu memang sangat dibutuhkan
dalam menjaga kualitas produk yang dihasilkan sehingga produk tersebut dapat
bersaing di pasar.
B. Prinsip Manajemen Pengendalian Mutu
Prinsip manajemen mutu sebagaimana yang
dikemukakan Masaake Imae (1971) yang ditulis dalam bukunya yang berjudul 10 QC
Maxims yang kemudian juga menjadi acuan dalam standar ISO 9001. Inti sari dari
sepuluh prinsip itu adalah sebagai berikut:
1.
Penerapan PDCA (Plan, Do Check, and Action) dalam setiap tindakan.
2.
Kendalikan kegiatan sejak awal.
3.
Jangan menyalahkan orang lain.
4.
Bertindak berdasarkan prinsip prioritas.
5.
Proses berikutnya adalah pelanggan.
6.
Setiap tindakan perbaikan diikuti pencegahan.
7.
Berbicara berdasarkan data.
8.
Perbaikan diawali dengan penetapan sasaran.
9.
Market in
Concept.
10.
Biasakan mencatat, membuat prosedur, dan
menetapkan standar.
C. Sistem Manajemen Pengendalian Mutu
Penerapan sistem manajemen mutu
memerlukan beberapa tahapan diantaranya adalah:
1.
Tahap perancangan
2.
Tahap pelaksanaan
3.
Tahap penilaian
Hambatan dalam penerapan sistem
manajemen mutu yaitu:
1.
Kurangnya komitmen
2.
Kurangnya sumber daya
3.
Kurangnya partisipasi
4.
Keterbatasan waktu
5.
Kurangnya pemahaman
6.
Kurangnya pemantauan
7.
Pembatasan eksternal
Sedangkan keuntungan dari menerapkan
sistem manajemen mutu adalah:
1.
Market
Gain (peningkatan pasar)
2.
Cost
Saving
BAB IV
PENGELOLAAN MUTU TERPADU
A. Pengelolaan Mutu Terpadu
Pengelolaan mutu terpadu yang dikenal
sebagai Total Quality Management (TQM)
merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan
berorietasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota
organisasi.
Berdasarkan definisi TQM, tercakup dua
komponen, yaitu apa dan bagaimana menjalankan TQM. Yang membedakan TQM dengan
pendekatan-pendekatan lain dalam menjalankan usaha adalah komponen bagaimana
tersebut. Komponen ini mempunyai sepuluh unsur utama (Goetsch dan davis, 1994),
yaitu:
1.
Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal
maupun eksternal.
2.
Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas.
3.
Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah.
4.
Memiliki komitmen jangkan panjang.
5.
Membutuhkan kerja sama tim.
6.
Memperbaiki proses secara berkesinambungan.
7.
Menyelenggarakan diklat.
8.
Memberikan kebebasan yang terkendali.
9.
Memiliki kesatuan tujuan.
10.
Adanya keterlibatan dan memberdayakan karyawan.
B. TQM
TQM merupakan suatu konsep yang
berupaya melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia. Untuk itu
diperlukan perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi.
Menurut Hensler dan Brunell (dalam Scheuing dan Christopher, 1993), ada empat
prinsip tersebut,
1.
Kepuasan pelanggan.
2.
Respek terhadap setiap orang.
3.
Manajemen berdasarkan fakta.
4.
Perbaikan berkesinambungan.
Persyaratan melaksanakan TQM meliputi
komitmen dari manajemen puncak, adanya steering
committee dari seluruh bagian organisasi, perencanan dan publikasi, dan
pembentukan infrastruktur yang mendukung penyebarluasan dan perbaikan
berkesinambungan. Beberapa pendekatan implementasi TQM yang harus dihindari,
yaitu:
1.
Jangan melatih semua karyawan sekaligus
2.
Jangan tergesa-gesa menerapkan TQM dengan
melibatkan terlalu banyak orang dalam satu tim
3.
Implementasi TQM tidak boleh didelegasikan
4.
Jangan memulai implementasi bila manajemen belum
benar-benar siap
Fase implementasi TQM dikelompokkan menjadi 3 fase yaitu fase persiapan, fase perencanaan, dan fase
pelaksanaan.
BAB V
STATISTIK PENGENDALIAN MUTU
A. Statistik Pengendalian Mutu
Pengendalian
kualitas statistik adalah ilmu yang mempelajari teknik/metode pengendalian
kualitas berdasarkan prinsip/konsep statistik. Statistik pengendalian mutu
dilakukan untuk memperoleh jaminan kualitas (quality assurance) dan menjaga konsistensi kualitas yang
dilaksanakan dengan control chart.
Beberapa keuntungan statistik pengendalian mutu:
1.
Untuk mempertinggi kualitas dan mengurangi biaya
2.
Menjaga kualitas lebih seragam
3.
Penggunaan alat produksi lebih efisien
4.
Mengurangi rework
dan pembuangan
5.
Inspeksi yang lebih baik
6.
Memperbaiki hubungan produsen-konsumen
7.
Spesifikasi lebih baik
B. Metode Pengendalian Proses
Untuk
menjamin proses produksi dalam kondisi baik dan stabil, perlu dilakukan
pemeriksaan terhadap titik origin dan hal-hal yang berhubungan, dalam rangka
menjaga dan memperbaiki kualitas produk sesuai dengan harapan. Hal ini disebut Statistical Process Control (SPC).
Dalam
pengendalian proses statistik dikenal adanya “seven tools”. Seven tools
dari pengendalian proses statistik ini adalah metode grafik paling sederhana
untuk menyelesaikan masalah. Seven tools tersebut
yaitu,
1.
Lembar pengamatan (check sheet)
2.
Stratifikasi (run chart)
3.
Histogram
4.
Grafik kendali (control chart)
5.
Diagram pareto
6.
Diagram sebab akibat (cause and effect diagram)
7.
Diagram sebar (scatter diagram)
BAB VI
MANAJEMEN LOGISTIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN
A. Konsep Dasar Manajemen
Manajemen adalah proses
perencanaan, pemimpinan, pengorganisasian, dan pengendalian upaya anggota
organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan (Stoner, 1988). Sedangkan prose situ sendiri berarti
suatu cara yang sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan pada aspek-aspek
kegiatan yang penting dan saling berkaitan. Kegiatan-kegiatan itu merupakan
konsep dasar dari manajemen yang meliputi, Perencanaan (planning), Pengorganisasian (organizing),
Pengarahan (directing),
Pengkoordinasian (coordinating), dan
Pengendalian (controlling).
B. Manajemen Perawatan
Perawatan
adalah sebuah operasi atau aktivitas yang harus dilakukan secara berkala dengan
tujuan untuk mempercepat pergantian kerusakan peralatan dengan resources yang ada. Perawatan juga
ditujukan untuk mengembalikan suatu sistem pada kondisinya agar dapat berfungsi
sebagaimana mestinya, memperpanjang usia penggunaan mesin, dan menekan failure sekecil mungkin.
Pengklasifikasian
manajemen perawatan
1.
Perawatan pencegahan (preventive maintenance)
2.
Perawatan perbaikan (corrective maintenance)
Pengorganisasian
manajemen perawatan
1.
Kontinuitas operasi
2.
Jenis peralatan
3.
Situasi geografis
4.
Ukuran pabrik
5.
Tenaga kerja, training, dan keahliannya
6.
Ruang lingkup bagi maintenance
7.
Jenis perusahaan
Tugas dan
kegiatan manajemen perawatan
1.
Inspeksi
2.
Kegiatan teknik
3.
Kegiatan produksi
4.
Pekerjaan administrasi
5.
Pemeliharaan bangunan
C. Manajemen Logistik
Manajemen
logistik adalah serangkaian kegiatan perencanaan, pengorganisasian, dan
pengawasan terhadap kegiatan pengadaan pencatatan, pendistribusian,
penyimpanan, pemeliharaan dan penghapusan logistik guna mendukung efektivitas
dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.
Fungsi-fungsi manajemen logostik merupakan
serangkaian proses yang terdiri dari fungsi perencanaan dan penentuan
kebutuhan, fungsi penganggaran, fungsi pengadaan, fungsi penyimpanan dan fungsi
penyaluran, fungsi pemeliharaan, fungsi penghapusan, dan fungsi pengendalian.
BAB VII
PROSES PRODUKSI
A. Pengertian Proses Produksi
Proses
produksi adalah kegiatan mengolah masukan (input,
sumber daya produksi) dalam proses dengan menggunakan metode tertentu untuk
menghasilkan keluaran (output, barang
maupun jasa) yang sesuai dengan ketentuan.
B. Manajemen Produksi
Manajemen
produksi dapat diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan,
pengkoordinasian, penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau
perusahaan bisnis atau jasa yang berhubungan dengan proses pengolahan masukan (input, sumber daya produksi) menjadi
keluaran (output, produk barang atau
jasa) dengan nilai tambah yang lebih besar.
Manajemen
produksi atau operasional memiliki tiga kategori keputusan atau kebijakan utama
yang tercakup di dalamnya, yaitu sebagai berikut:
1.
Keputusan atau kebijakan mengenai desain.
Desain dalam hal ini tergolong tipe keputusan jangka
panjang, dan dalam arti yang luas meliputi penentuan desain dari produk yang
akan dihasilkan, desain atas lokasi dan tata letak pabrik, desain atas kegiatan
pengadaan masukan yang diperlukan, desain atas metode dan teknologi pengolahan,
desain atas organisasi perusahaan, dan desain atas job description dan job
specification.
2.
Keputusan atau kebijakan mengenai proses
transformasi.
Keputusan produksi ini tergolong dalam keputusan
berjangka pendek, berkaitan dengan keputusan taktis dan operasi.
3.
Keputusan atau kebijakan perbaikan secara
terus-menerus dari sistem operasi.
Karena sifatnya berkesinambungan, maka kebijaksanaan
tersebut bersifat rutin.
C. Strategi Operasi Produksi
Strategi
operasi merupakan penjabaran dari strategi bisnis korporasi sehingga segala
keputusan yang telah diambil secara tepat dan konsisten. Strategi operasi
sendiri terdiri dari empat komponen yaitu:
1.
Misi
Misi merupakan bagian dari strategi operasi yang
mendefinisikan tujuan fungsi operasi/produksi dalam kaitannya dengan strategi
bisnis.
2.
Kompetensi
Kompetensi merupakan sesuatu yang dapat dilakukan
lebih baik dari pesaing yang ada. Kompetensi ini dapat diidentifikasikan dalam
tujuan.
3.
Tujuan
Tujuan fungsi operasi dapat dinyatakan dalam bentuk
ongkos (cost), kualitas, penyampaian
(delivery), maupun fleksibilitas.
4.
Kebijakan operasi
Kebijakan operasi menyatakan tujuan operasi yang telah
ditetapkan akan dapat dicapai.
BAB VIII
TEORI SISTEM DAN PENINGKATAN STANDAR
A. Teori Sistem
Landasan
teori sistem merupakan cara-cara berpikir dan bekerja dengan menggunakan
konsep-konsep teori sistem yang relevan, efektif, dan efisien dalam memecahkan
masalah. Pendekatan sistem telah menjadi suatu metode ilmiah karena merupakan
proses pencapaian hasil atau tujuan logis dari pemecahan masalah dengan cara
efektif dan efisien.
Sistem adalah
cara pandang terhadap dunia nyata yang terdiri dari elemen-elemen yang saling
berinteraksi untuk mencapai tujuan dalam lingkungan yang kompleks. Setiap
proses yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam sistem disebut aktivitas.
B. Peningkatan Standar
Peningkatan
standar mutu bukan berarti penurunan keuntungan penjualan. Peningkatan kualitas
justru dapat meningkatkan penjualan. Pengorbanan biaya yang besar bukanlah
tidak berbayar. Dengan produk yang berkualitas akan banyak konsumen-konsumen
baru, akan bertambah para pelanggan loyal, maka menurunlah biaya
promosi/pemasaran, dan sudah barang tentu peningkatan keuntungan.
C. Teknik-Teknik Peningkatan Standar Mutu
Teknik
peningkatan standar mutu dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
1.
Diagram Ishikawa
2.
Diagram Pareto
3.
Gugus Kendali Mutu
Sumber: Konsep Pengendalian Mutu ( Dr. C. Rudy Prihantoro, M.Pd. )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar