Klik, daftar, dapat 10 US Dollar

Sabtu, 23 Juni 2012

MAKALAH SILIKOSIS

BAB I
PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG
Penyakit Akibat Kerja dan Kecelakaan Kerja di kalangan petugas kesehatan dan non kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya.

Penyakit akibat kerja merupakan salah satu dampak dari tidak terkendalinya lingkungan kerja, maka untuk menanggulangi dampak seperti ini di lingkungan kerja, untuk itu perusahaan harus menerapkan hygiene perusahaan, kesehatan kerja, dan pencegahan kecelakaan kerja atau yang disingkat hyperkes.
Materi utama hyperkes yaitu menyangkut masalah kesehatan kerja yang meliputi, bagaimana cara bekerja sehat didalam suatu perusahaan yang penuh dengan polusi-polusi, baik polusi fisik, polusi biologis, polusi psikis maupun polusi ergonomis. Serta harus dapat mengenal dengan baik bahaya-bahaya laten yang ada di lingkungan kerja, termasuk penyakit yang ditimbulkan oleh kerja (penyakit akibat kerja). Salah satu contoh penyakit akibat kerja yaitu silikosis yaitu penyakit pada saluran pernafasan akibat menghirup debu silika, yang menyebabkan peradangan dan pembentukan jaringan parut pada paru-paru.



  1. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1.      Pengertian umum silikosis serta macam-macam silikosis
2.      Faktor penyebab silikosis dan tempat dimana penyakit ini biasa timbul
3.      Gejala yang ditimbulkan silikosis
4.      Cara mendiagnosa, mengobati dan mencegah silikosis


  1. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa itu silikosis serta hal-hal yang berkaitan dengan silikosis. Sehingga bisa menambah wawasan kita terhadap penyakit akibat kerja khususnya silikosis



BAB II
PEMBAHASAN

  1. PENGERTIAN
Silikosis (Silicosis) adalah suatu penyakit saluran pernafasan akibat menghirup debu silika, yang menyebabkan peradangan dan pembentukan jaringan parut pada paru-paru.
Silikon dioksida (silika, SiO2) merupakan senyawa yang umum ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan banyak digunakan sebagai bahan baku industri elektronik. Silikon dioksida kristalin dapat ditemukan dalam berbagai bentuk yaitu sebagai quarsa, kristobalit dan tridimit. Pasir di pantai juga banyak mengandung silika. Silikon dioksida terbentuk melalui ikatan kovalen yang kuat, serta memiliki struktur lokal yang jelas: empat atom oksigen terikat pada posisi sudut tetrahedral di sekitar atom pusat yaitu atom silikon.

Terdapat 3 jenis silikosis:
1.         Silikosis kronis simplek, terjadi akibat pemaparan sejumlah kecil debu silika dalam jangka panjang (lebih dari 20 tahun).
Nodul-nodul peradangan kronis dan jaringan parut akibat silika terbentuk di paru-paru dan kelenjar getah bening dada.
2.         Silikosis akselerata, terjadi setelah terpapar oleh sejumlah silika yang lebih banyak selama waktu yang lebih pendek (4-8 tahun).
Peradangan, pembentukan jaringan parut dan gejala-gejalanya terjadi lebih cepat.
3.         Silikosis akut, terjadi akibat pemaparan silikosis dalam jumlah yang sangat besar, dalam waktu yang lebih pendek.
Paru-paru sangat meradang dan terisi oleh cairan, sehingga timbul sesak nafas yang hebat dan kadar oksigen darah yang rendah.
Pada silikosis simplek dan akselerata bisa terjadi fibrosif masif progresif. Fibrosis ini terjadi akibat pembentukan jaringan parut dan menyebabkan kerusakan pada struktur paru yang normal.

  1. PENYEBAB
Silikosis terjadi pada orang-orang yang telah menghirup debu silika selama beberapa tahun. Silika adalah unsur utama dari pasir, sehingga pemaparan biasanya terjadi pada:
·           buruh tambang logam
·            pekerja pemotong batu dan granit
·            pekerja pengecoran logam
·            pembuat tembikar.
Biasanya gejala timbul setelah pemaparan selama 20-30 tahun. Tetapi pada peledakan pasir, pembuatan terowogan dan pembuatan alat pengampelas sabun, dimana kadar silika yang dihasilkan sangat tinggi, gejala dapat timbul dalam waktu kurang dari 10 tahun.
Bila terhirup, serbuk silika masuk ke paru-paru dan sel pembersih (misalnya makrofag) akan mencernanya. Enzim yang dihasilkan oleh sel pembersih menyebabkan terbentuknya jaringan parut pada paru-paru.
Pada awalnya, daerah parut ini hanya merupakan bungkahan bulat yang tipis (silikosis noduler simplek). Akhirnya, mereka bergabung menjadi massa yang besar (silikosis konglomerata).
Daerah parut ini tidak dapat mengalirkan oksigen ke dalam darah secara normal. Paru-paru menjadi kurang lentur dan penderita mengalami gangguan pernafasan.


  1. GEJALA
Penderita silikosis noduler simpel tidak memiliki masalah pernafasan, tetapi mereka bisa menderita batuk berdahak karena saluran pernafasannya mengalami iritasi (bronkitis).
Silikosis konglomerata bisa menyebabkan batuk berdahak dan sesak nafas. Mula-mula sesak nafas hanya terjadi pada saat melakukan aktivitas, tapi akhirnya sesak timbul bahkan pada saat beristirahat.
Keluhan pernafasan bisa memburuk dalam waktu 2-5 tahun setelah penderita berhenti bekerja. Kerusakan di paru-paru bisa mengenai jantung dan menyebabkan gagal jantung yang bisa berakibat fatal. Jika terpapar oleh organisme penyebab tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosis, penderita silikosis mempunyai resiko 3 kali lebih besar untuk menderita tuberkulosis.
Gejala tambahan yang mungkin ditemukan, terutama pada silikosis akut:
·           demam
·           batuk
·           penurunan berat badan
·           gangguan pernafasan yang berat.

  1. DIAGNOSA
Pemeriksaan yang dilakukan:
·           Rontgen dada (terlihat gambaran pola nodul dan jaringan parut)
·           Tes fungsi paru
·           Tes PPD (untuk TBC).
  1. PENGOBATAN
Tidak ada pengobatan khusus untuk silikosis. Untuk mencegah semakin memburuknya penyakit, sangat penting untuk menghilangkan sumber pemaparan. Terapi suportif terdiri dari obat penekan batuk, bronkodilator dan oksigen. Jika terjadi infeksi, bisa diberikan antibiotik.

Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah:
·           membatasi pemaparan terhadap silika
·           berhenti merokok
·           menjalani tes kulit untuk TBC secara rutin.
Penderita silikosis memiliki resiko tinggi menderita tuberkulosis (TBC), sehingga dianjurkan untuk menjalani tes kulit secara rutin setiap tahun. . Silika diduga mempengaruhi sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri penyebab TBC.
Jika hasilnya positif, diberikan obat anti TBC.

  1. PENCEGAHAN
Silicosis dapat dicegah dengan memastikan kadar silika selalu di bawah ambang batas. Itu sebab, dust sampling (uji debu) perlu dilakukan berkala untuk memantau kadar silika pada suatu area kerja. Jika ditemukan kadar diatas ambang batas, tindakan perbaikan mesti dilakukan.
Tindakan pencegahan paling umum adalah dengan membasahi permukaan tanah dan bijih. Mesin-mesin yang berpotensi menimbulkan debu (mis: belt conveyor) juga mesti diberi pelindung agar debu tidak tersebar. Sedang di tambang bawah tanah, ventilasi yang cukup merupakan prasyarat penting untuk mengurangi kadar debu.
Agar perlindungan menjadi maksimal, pekerja mesti dibekali dengan respirator (masker anti debu). Respirator dilengkapi dengan filter hingga mampu mencegah partikel debu terhirup ke dalam paru-paru.


BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Silikosis (Silicosis) adalah suatu penyakit saluran pernafasan akibat menghirup debu silika, yang menyebabkan peradangan dan pembentukan jaringan parut pada paru-paru. Terdapat 3 jenis silikosis: Silikosis kronis simplek Silikosis akselerata, dan Silikosis akut. Penyebab dari silikosis adalah masuknya serbuk atau debu silica kedalam saluran pernafasan.

Tidak ada komentar: